Senin, 22 Juli 2013

STUDI KASUS (Bagaimana mencegah papua lepas dari Indonesia)

Papua memiliki kekayaan alam berupa tambang emas yang sangat kaya. Pemerintah Indonesia seharusnya dapat mengelola tambang ini dengan baik. Namun,seperti kita ketahui tambang emas di Papua telah dikelola oleh perusahaan asing, yang tidak menyumbang banyak pemasukan daerah bagi masyarakatnya. Sistem bagi hasil diterapkan dalam pengelolaan tambang emas ini, tetapi jika ditelititi lebih jauh hal ini tidak memberika keuntungan bagi Indonesia. Justru terjadi eksploitasi besar dalam pengolahan tambang emas ini. Jika saja pemerintah Indonesia dapat lebih bijak mengelola tambang emas, maka pemasukan daerah yang dihasilkan akan teramat sangat membantu masyarakat setempat. Dalam hal ini, diperlukan studi lebih lanjut untuk pengolahan tambang emas oleh dalam negeri secara bijak dan akurat.

 Pemerintah pusat sebaiknya memiliki program terpadu utnuk menjangkau daerah-daerah terpencil yang memiliki potensi seperti Papua. Adanya pembangunan sistem jaringan komunikasi dan transportasi, penyuluhan dan pemberdayaan kepada masyarakat, kemajuan sistem sera sarana dan pra sarana pendidikan dan penunjang kehidupan sangat penting untuk dibangun. Sehingga perlahan-lahan masyarakat setempat dapat memiliki pengetahuan untuk mensejahterakan kehidupannya. Hal ini lebih diutamakan dalam pengelolaan ekonomi yang memerlukan kerjasama antara pemerintah dengan penduduk setempat. Tujuannya agar masyarakat dapat melakukan pengelolaan ekonomi lebih baik untuk peningkatan dan perbaikan taraf hidup. Pemerintah juga perlu memperhatikan 'luka lama' yang disebabkan oleh pemimpin terdahulu, dengan maksud memberikan pengertian kembali kepada masyarakat Papua bahwa Papua adalah kesatuan NKRI yang tidak dapat dipisahkan. Yang lebih penting adalah bagaimana pemerintah mengaggapi hal-hal penting yang terjadi di Papua agar masyarakat merasa diayomi dan tidak didiskriminasi.

Kasus ini menjadi cermin bagi bangsa Indonesia bahwa masih banyak daerah-daerah yang kurang diperhatikan dari berbagai aspek kesejahteraan masyarakat. Status politik Papua Barat yang masih tidak menentu, menimbulkan keresahan bagi masyarakatnya. Beberapa kelompok masyarakat Papua merasa tidak puas akan kesepakatan yang dicapai dalam Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) yang disponsori oleh Perserikatan Bangsa-bangasa pada tahun 1969. Protes akan hasil kesepakatan ini tidak hanya berasal dari masyarakat setempat, tetapi juga dari orang-orang ahli dan akademisi Inggris. Hal ini menyebabkan adanya keinginan kelompok-kelompok tertentu untuk melakukan gerakan separatis atau pemisahan diri dari negara tempatnya bernaung. Kelompok-kelompok ini mengusulkan untuk melakukan pemisahan diri dari NKRI, karena dinilai pemerintah Indonesia telah banyak melakukan pelanggaran HAM. Mereka menuntut diadakannya referendum ulang.

ELASTISITAS

Hasil suatu penelitian terhadap perilaku perusahaan dalam menawarkan barang X yang diproduksi dirumuskan sebagai berikut :

Qsx = 40 + 5Px - 2 Py - 10 N

Qsx adalah jumlah barang yang ditawarkan, Px adalah harga barang X, Py adalah harga input, dan N adalah banyaknya macam barang pesaing. Tentukan besarnya koefisien elastisitas harga penawaran barang X pada tingkat Px = 4, Py = 2, dan N = 3. Berikan penjelasan dari setiap nilai koefisien elatisitas tersebut !

Jawab :

1.  Koefisien elastisitas harga penawaran barang X terhadap jumlah penawaran barang X
ΔQx/ ΔPx = 5
Ep = ΔQx/ ΔPx Px/Qx
      = 5 x 4/26
      = 0,77
Nilai koefisien 0,77 menunjukkan bahwa setiap perubahan harga barang X sebesar 1% akan mengubah jumlah penwaran barang X yang ditawarkan sebesar 0,77%. Jika harga barang X naik sebesar 1%, maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik sebesar 0,77%. Sebaliknya, jika harga barang X turun sebesar 1%, makan jumlah penawaran barang X akan turun sebesar 0,77%.
2. Koefisien elastisitas harga input barang X terhadap jumlah penawaran barang X
ΔQx/ ΔPy = -2
EPy =  ΔQx/ ΔPy .  Py/Qx 
      = -2 x 2/26
     = - 0,15 atau nilai mutlak 0,15
Nilai koefisien 0,15 menunjukkan bahwa setiap perubahan harga input barang X sebesar 1% akan mengubah jumlah penawaran harga barang X sebesar 0,15% ke arah negative. Jika harga input barang X naik sebesar 1%, maka jumlah penawaran barang X akan naik sebesar 0,15%. Sebaliknya, jika harga input barang X turun sebesar 1%, maka jumlah penawaran barang X akan turun pula sebesar 0,15%.
3.   Koefisien elastisitas macam barang pesaing terhadap jumlah penawaran barang X
ΔQx/ ΔN = -10
EN = ΔQx/ ΔN .  N/Qx 
      = -10 x 3/26

     = - 1,15 atau nilai mutlak 1,15

Senin, 15 April 2013


TUGAS EKONOMI PARIWISATA 2 DAN 3

Tugas 2

1.  Buatlah suatu diagram atau gambar yang memperlihatkan bagaimana devisa dari sector pariwisata mengalir masuk dan keluar dari sebuah negara.

2.      Buatlah sebuah diagram atau gambar yang memperlihatkan pola pengeluaran wisatawan disuatu daerah tujuan wisata untuk komponen-komponen:
a. transportasi
b. cinderamata
c. makan dan minum
d. tour


3.  Apabila seorang wisatawan mengeluarkan biaya makan dan minum sebesar Rp. 5000 per hari, sementara ia berada di daerah tujuan wisata tersebut selama 5 hari, sedangkan pengusaha makan dan minum mengeluarkan biaya Rp. 3350 untuk keperluan lainnya, pada tingkat selanjutnya dikeluarkan biaya lanjutan Rp. 2150 yang mengakibatkan timbulnya pengeluaran ikutan Rp. 1475. Berapakah efek berganda yang ditimbulkan oleh pengeluaran wisatawan didaerah tujan wisata tersebut, dari kegiatan makan dan minum tersebut?
a.      K = Y/E
K = (25000 + 3350 + 2150 +1475) / 25000
K = 1.28 x = 1.3 x
b.      M = (DS + IS + Ids) / DS
M = (3350 + 2150 + 1475) / 3350
M = 2.08 x
c.       M = (DS + IS + Ids) / E
M = (3350 + 2150 + 1475) /25000
M = 0.28 x

Tugas 3


Pertanyaan:
1.   Terdapat 2 (dua) buah Negara bertetangga yang pertama adalah Negara Astina dan Negara Amarta. Negara Astina memiliki jumlah penduduk 14.500.000 jiwa sedangkan Negara Amarta memiliki jumlah penduduk 9.700.000 jiwa. Penduduk Negara Astina yang melakukan perjalanan wisata minimal 1 (satu) kali berjumlah 1.150.000 orang; penduduk yang melakukan perjalanan wisata 2 (dua) kali berjumlah 475.000 orang; penduduk yang melakukan perjalanan wisata 3 (tiga) kali berjumlah 185.000. Penduduk Amarta yang melakukan perjalanan wisata minimal 1 (satu) kali berjumlah 675.000 orang; penduduk yang melakukan perjalanan wisata 2 (dua) kali berjumlah 355.000 orang; penduduk yang melakukan perjalanan wisata 3 (tiga) kali berjumlah 193.000. Adapun yang harus anda analisis adalah negara mana yang menurut anda paling besar kemampuan sebagai negara asal wisatawan, sebutkan alasan-alasan anda dalam menarik kesimpulan yang telah anda berikan ?

A. Negara Astina
N
F
T
1.150.000 orang
1 X perjalanan
1.150.000 perjalanan
475.000 orang
2 X perjalanan
950.000 perjalanan
185.000 orang
3 X perjalanan
555.000 perjalanan
Total = 1.810.000 orang

2.655.000 perjalanan

Penghitungan Kecenderungan Perjalanan Negara Astina:
P = 14. 500.000 orang
N = 1.810.000 orang
T = 2.655.000 perjalanan

Penghitungan Kecenderungan Perjalanan Bersih dapat diketahui :
NTP = N/P x 100%
           1.810.000/14.500.000
           12,48 %

Penghitungan Kecenderungan Perjalanan Kotor dapat diketahui :
GTP = T/P x 100%
           2.655.000/14.500.000
           18,31 %

Frekuensi Perjalanan yaitu sebesar :
TF = GTP/ NTP = 18,31/12.48 = 1,47 kali = 1 kali
Atau
TF = T/N = 2.655.000/1.810.000 = 1,47 kali = 1 kali


B. Negara Amarta
N
F
T
675.000 orang
1 X perjalanan
675.000 perjalanan
355.000 orang
2 X perjalanan
710.000 perjalanan
193.000 orang
3 X perjalanan
579.000 perjalanan
Total = 1.223.000 orang

1.964.000 perjalanan

Penghitungan Kecenderungan Perjalanan Negara Astina:
P = 9.700.000 orang
N = 1.223.000 orang
T = 1.964.000 perjalanan

Penghitungan Kecenderungan Perjalanan Bersih dapat diketahui :
NTP = N/P x 100%
           1.223.000/9.700.000
           12,61 %

Penghitungan Kecenderungan Perjalanan Kotor dapat diketahui :
GTP = T/P x 100%
           1.964.000/9.700.000
           20,25 %

Frekuensi Perjalanan yaitu sebesar :
TF = GTP/ NTP = 20,25/12,61 = 1,60 kali = 2 kali
Atau
TF = T/N = 1.964.000/1.223.000 = 1,60 kali = 2 kali

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat kita kaji mengenai kecenderungan warga negara Astina dan Amarta dalam melakukan perjalanan wisata. jika di lihat dari presentase NTP negara Astina lebih rendah dengan nilai 12.48% dibandingkan dengan negara Amarta yang sebesar 12.61% Namun mengingat jumlah populasi  antara kedua negara tersebut memiliki perbedaan maka saya mencoba menghitung jumlah warga negara antar negara tersebut. berdasarkan hasil penghitungan tersebut warga negara Astina lah yang ternyata   lebih banyak melakukan perjalanan yaitu sebesar 1.809.600 orang sedangkan Amarta hanya 1.223.170 orang.Dengan demikian saya menyimpulkan bahwa dalam hal ini warga negara Astina lah yang lebih banyak melakukan perjalan wisata.
Sedangkan untuk GTP warga negara Amarta memiliki kecenderungan atau kemampuan yang lebih besar dalam melakukan perjalanan wisata dibandingkan dengan negara Astina, namun hal tersebut mungkin dikarenakan suatu hal sehingga menhambat warga negara Amarta untuk melakukan perjalanan wisata.
Dan untuk frekuensi perjalanan wisata yang di lakukan kedua negara tersebut Amarta memiliki nilai yang lebih tinggi yaitu sebesar 2 kali di bandingkan dengan Astina yang hanya sebesar 1 kali dalam pertahunnya.

2.      Sebutkan apa saja sifat-sifat dari kecenderungan perjalanan?
Pada kenyataannya Kecenderungan Perjalanan Bersih (NTP) tidak akan pernah mencapai 100%. Biasanya nilai Kecenderungan Perjalanan Bersih tertinggi hanya akan mencapai antara 70% - 80%.Hal ini terjadi karena tidak selalu semua penduduk dapat melakukan perjalanan wisata walaupun secara materi tidak ada permasalahan.
Sebab-sebab yang menghalangi kondisi tersebut :
·         Kesehatan yang tidak memungkinkan melakukan perjalanan
·         Tidak cukup uang
·         Terbatasnya waktu
·         Terjadi kecelakaan dan musibah; dan lainnya. 
Namun besarnya nilai Kecenderungan Perjalanan Kotor (GTP)dapat saja mencapai lebih dari 100%. Bahkan tidak jarang terdapat negara-negara yang memiliki nilai Kecenderungan Perjalanan Kotor mencapai di atas 200%.
Kecenderungan Perjalanan yang Tinggi disebabkan oleh :
·         Pendapatan penduduk yang besar
·         Tingkat profesionalisme masyarakat (Wiraswasta, Direktur, Karyawan tingkat tinggi, dll)
·         Penduduk kota-kota besar
·         Kelompok usia antara 20-45 tahun
·         Kelompok keluarga kecil dan keluarga-keluarga yang memiliki anak-anak usia sekolah.
·         Tingkat pendidikan penduduk yang tinggi
 Kecenderungan Perjalanan yang Rendah disebabkan oleh :
·         Pendapatan penduduk yang kecil
·         Pekerjaan penduduk seperti Petani, Buruh dan Pensiunan
·         Anak-anak kecil dan orang-orang diatas 75 tahun.
·         Para penghuni desa yang penduduknya kurang dari 2.000 orang
·         Anggota keluarga besar (>5 orang)

3.      Berikan contoh dari produk jasa kepariwisataan yang berada pada kondisi elastis,elastisitas murni dan tidak elastis.Berikan alasan mengenai apa yang anda sebutkan tersebut ? 

Kondisi Elastis
Kondisi elastisitas ini tidak memperlihatkan perubahan permintaan atas produk atau jasa pariwisata apabila harga produk pariwisata tersebut terjadi peningkatan. Umumnya dialami oleh para wisatawan yang melakukan perjalanan tanpa biaya sendiri. Peningkatan harga akan diikuti dengan sendirinya namun masih dalam batas-batas tertentu.
Contoh kondisi elastis dari produk jasa kepariwisataan seperti seorang karyawan yang mendapatkan hadiah keluar negeri karena memenangkan Employee  Of  The Year, sehingga karyawan tersebut melakukan perjalanan wisata keluar negeri. Dan perjalanan wisata tersebut dibayarkan oleh perusahaannya. Sehingga karyawan yang melakukan perjalanan wisata tidak perlu mengeluarkan biaya sendiri Karena semua perjalanannya sudah dibayarkan oleh perusahaan.

Kondisi Elastisitas Murni 
Pada kondisi ini permintaan akan produk atau jasa pariwisata benar-benar kenyal atau elastis. Peningkatan harga akan diikuti dengan sendirinya tanpa batas-batas tertentu.
Contoh dari kondisi elastis murni yaitu Kenaikan Kurs Dolar. Kenaikan Kurs Dolar dapat mempengaruhi harga dari produk-produk jasa pariwisata.Jika nilai dolar meningkat tentu saja akan mempengaruhi nilai mata uang suatu negara. Banyak negara yang mengalami penurunan nilai mata uang. Tentu saja hal itu juga akan berdampak terhadap produk-produk jasa pariwisata yang akan menaikan harga dengan sendirinya jika suatu produk tersebut bergantung terhadap kurs dolar.

 Kondisi Tidak Elastis
Jika seseorang sudah merencanakan untuk melakukan perjalan wisata dan memutuskan untuk menginap disuatu  hotel yang diidamkannya, tentu saja orang tersebut sudah mengestimasi pengeluaran yang akan dia keluarkan untuk biaya menginap tersebut, namun saat waktu yang telah di tentukan ternyata kondisi hotel sedang High Season yang mengakaibatkan harga per kamar hotel tersebut menjadi naik 2kali lipat. Mengingat akan estimasi biaya yang telah di perkirakan jauh dari harapannya, maka dalam perjalanan wisatanya orang tersebut memutuskan untuk menginap di hotel lain yang harganya lebih murah dan tidak jauh dari estimasi biaya yang telah di perhitungkan.

Sabtu, 13 April 2013


Pariwisata Bali dan Global (Bali and Global Tourism)


STUDI KASUS : CLUB MEDITERANIAN, MANFAAT EKONOMI BAGI NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

TOPIK DISKUSI 
Apakah manfaat dan masalah ekonomi yang ditimbulkan dari Club Med terhadap :
a. Negara dengan perekonomian maju (Seperti Italia dan Amerika Serikat)?
b. Negara dengan perekonomian sedang berkembang

1. Manfaat Club Med di negara yang perekonomiannya maju adalah club yang memiliki cabang dimana-mana ini yang juga berada di bintan dan bali (Indonesia) dipastikan efeknya sangat besar apalagi Club sendiri mampu membangun dinegara yang perekonomiannya sudah maju pesat ketimbang negara yang sedang berkembang. Alasannya adalah negara seperti Amerika Serikat dan Italia ini merupakan negara yang sangat maju, jadi, sebagian penduduknya mampu melakukan liburan dikarenakan gaji perkapita mereka diatas rata-rata. dibandingkan Negara yg sedang berkembang hanya orang yang tingkat ekonominya keatas yang mampu melakukan hiburan jalan-jalan. dengan membangun Club Med Village (desa) yang dimana dinegara maju sangat diperlukan karena ingin menghindar dari keraimaian kota. yang dimana disana merupakan daya tarik wisata juga. dengan penyempurnaan alokasi yang saling mendukung dan tersedianya layanan yang sangat baik (24 jam) dipastikan dapat maju dengan pesat. tetapi, persaingan yang saat ini tidak hanya club med yang mendirikan hotel di daerah pedeseaan tetapi hotel group lain juga melakukan hal yang sama. disinilah dilihat sebagaimana mereka dapat mengatur segi penjualan kamar mereka yang menguntungkan buat mereka. club med juga pernah mengalami krisin keuangan diakibatkan pesaing melakukan rate dibwah club med sendiri. tetapi dengan adanya tekhnologi yang saat ini berkembang didapatkan melakukan penawaran memalui media yang mudah diakses secara langsung oleh orang yang ingin langsung melakukan hiburan.

2. Di Negara yang perekonomiannya sedang berkembang seperti negara kita Indonesia ini. Club med tetap meyakinkan bahwa mereka mampu bersaing di Negara yang sedang berkembang Club Med dalam negara perekonomian berkembang bisa meningkatkan pertumbuhan pariwisata. Dan dapat memanfaatkan Club Med ini untuk memperkenalkan budaya budaya yang terkandung di negara tersebut dan bisa membuat  negara tersebut menjadi terkenal dari sebelumnya. dan berani memasang harga standart yang relatif tinggi melalui menjual produk mereka yang pastinya berkualitas.

Senin, 25 Maret 2013

Tugas Ekonomi Pariwisata

11. Apa saja komponen-komponen Neraca pembayaran?
     - Neraca pembayaran mempunyai beberapa komponen diantaranya adalah neraca barang(perdagangan) dan jasa. Dan mereka disebut juga sebagai neraca Transaksi  berjalan(current Account) dan neraca modal.

      a. Neraca Barang (Neraca Perdagangan)
Neraca barang dan neraca jasa disebut juga neraca transaksi berjalan (current account). Pos ini merupakan golongan terbesar dalam neraca pembayaran, yang meliputi transaksi barang. Transaksi barang ini meliputi ekspor barang, termasuk barang-barang yang bisa dilihat secara fisik, misalnya minyak, tembakau, tanah, kayu, karet, dan sebagainya. Ekspor barang merupakan transaksi kredit karena transaksi itu menimbulkan hak untuk menerima pembayaran (menyebabkan terjadinya aliran uang atau dana masuk ke dalam negeri). Impor barang meliputi barang-barang konsumsi, barang modal, dan bahan mentah untuk industri. Impor barang-barang merupakan transaksi debet karena menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada negara lain (menyebabkan aliran dana atau uang ke luar negeri).

b. Neraca Jasa
Neraca Jasa adalah balance of service account yaitu ikhtisar yang menunjukkan 
penerimaan dan pengeluaran devisa serta selisihnya karena penerimaan dan 
pemberian jasa, seperti perjalanan luar negeri, pengangkutan, asuransi bunga
keuntungan, upah tenaga / pekerja asing.
      c. Neraca Modal (Capital Account)
Neraca modal adalah neraca yang menunjukkan perubahan dalam harta kekayaan (asset) suatu negara di luar negeri dan aset asing di suatu negara, di luar aset cadangan pemerintah. Neraca modal meliputi: transaksi penanaman modal langsung, transaksi utang piutang jangka panjang dan transaksi utang piutang jangka pendek.

d. Transaksi Lalu Lintas Moneter
Transaksi lalu lintas moneter adalah semua transaksi jual beli yang terjadi dari suatu negara ke luar negeri. Transaksi ini sering disebut accomodating transaction sebab merupakan transaksi yang timbul sebagai akibat dari adanya transaksi lain. Transaksi lain itu sering disebut dengan autonomous, karena timbul dengan sendirinya, tanpa dipengaruhi transaksi lain. Termasuk dalam transaksi autonomous adalah transaksi-transaksi yang sedang berjalan dan transaksi kapital serta transaksi satu arah.

e.  Surplus dan Defisit Neraca Pembayaran
Neraca perdagangan dikatakan surplus bila nilai ekspor barang lebih besar dari pada impornya. Kebijakan neraca pembayaran ditujukan untuk lebih meningkatkan penerimaan devisa dari ekspor guna memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Kebijakan tersebut ditujukan pula untuk menghemat devisa melalui substitusi impor dan memanfaatkan sumber-sumber dana dari luar negeri, baik berupa pinjaman maupun penanaman modal asing, serta menunjang perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan.

2. Sebutkan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata terhadap Neraca Pembayaran suatu Negara?
  1. Pariwisata menurunkan defisit yang dialami negara
  2. Pariwisata menurunkan surplus pemabyaran negara
  3. Pariwisata menambah jumlah surplus neraca pembayaran negara
  4. Pariwisata menambah defisit yang dialami negara
3. Apa saran anda mengenai tindakan yang perlu diambil untuk mengurangi defisit Neraca Wisatawan?

Untuk mengurangi defisit Neraca Wisatawan dilakukan dengan meningkatkan in going tourismdan menghambat meningkatnya kegiatan out going tourism dengan menekan jumlah wisatawan yang pergi keluar negri, salah satunya dengan cara pemerintah menaikkan biaya fiscal (pajak kekayaan bagi warga Negara yang akan ke luar negeri).  Sosialisasi dan menumbuhkan rasa cinta terhadap negri sendiri perlu di tanamkan. Bagaimana mulai untuk tidak menggunakan produk dari luar ataupun tidak berkunjung ke luar negri, merupakan wujud kecintaan terhadap negri sendiri.
Selain itu, ini juga merupakan tugas kita sebagai insan pariwisata. Pengembangan dan juga pemeliharaan terhadap Objek Daya Tarik Wisata agar semakin menarik wisatawan baik domestic maupun internasional untuk melakukan kegiatan wisata ODTW tersebut.
Ditambahnya dengan promosi yang dilakukan, membuat kegiatan saling bersinkronisasi dan menjadi satu kesatuan yang memiliki satu tujuan yaitu menamabah devisa negara.

4. Carilah masing-masing sebuah contoh dari Neraca Pembayaran dan atau Neraca Wisatawan, lalu buatlah pendapat atas neraca-neraca tersebut?

    DATA KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA BULANAN TAHUN 2012

Dari data yang dikeluarkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreaif Republik Indonesia. Jelas terlihat Indonesia mengalami peningkatan atas kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2012 dibandingkan pada tahun 2011. 

Pada akhir tahun 2010 wisatawan yang mengunjungi Indonesia berjumlah 644,221 wisatawan. Pada akhir tahun 2011 meningkat menjadi 724,539 wisatawan.
Puncaknya jumlah wisatawan yang terbanyak mengunjungi Indonesia terjadi pada bulan Juli yang mengunjungi berbagai tempat atau objek dan daya tarik wisatawan yang ada di Indonesia.
Selain itu dari neraca diatas, terlihat juga minat wisatawan mancanegara setiap tahun mengalami peningkatan, sehingga Indonesia akan mampu menambah devisa negara melalui sektor pariwisata melalui Program Visit Indonesia dan media.







-